Powered By Blogger

Rabu, 24 Juli 2013

perkembangan teknologi informasi


Ledakan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membuka babak baru bagi masyarakat untuk memperoleh informasi secara otonom. Sekat-sekat informasi dengan sendirinya menghilang oleh inisiatif kuat individu yang ingin mengetahui lebih jauh apa yang terjadi sekitarnya. Setiap orang memiliki akses terhadap sumber informasi dimanapun di dunia ini. Konsekuensinya, masyarakat menjadi kritis dan tanggap terhadap hal yang berkembang.

Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu rumit, kini relatif sudah digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja alat teknologi telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan. Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

Bagi masyarakat sekarang, teknologi informasi dan komunikasi merupakan suatu religion. Pengembangannya dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja hal tersebut sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Selain itu, hal tersebut juga diyakini akan memberi umat manusia kebahagiaan dan immortalitas. Sumbangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri.
 
Seperti yang kita ketahui bahwa di era serba modern seperti saat ini, peran teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari tentunya sangat berpengaruh.

Hal ini tidak terlepas dari aktivitas kita yang kerap kali ditunjang dengan teknologi informasi itu sendiri yang mampu menjawab tuntutan pekerjaan yang lebih cepat, mudah, murah dan menghemat waktu.

Kemajuan teknologi menjadi jawaban dari kemajuan globalisasi yang kian menyelimuti dunia. Suatu kemajuan yang tentunya akan memberikan dampak bagi peradaban hidup pelajar. Tidak dapat dipungkiri, kini kita telah menjadi “budak” dari peradaban teknologi informasi itu sendiri. Bagaiman tidak, banyaknya pelajar yang sekaligus berperan sebagai pengguna teknologi informasi dan komunikasi, membuktikan bahwa kehidupan yang mereka lakoni tak pernah lepas dari peran teknologi informasi.
Menghadapi keadaan seperti ini, kita sebagai pelajar perlu diarahkan pada sikap “sadar teknologi” atau “melek teknologi”. Kemajuan yang sering diartikan sebagai modernisasi, menjanjikan kemampuan manusia untuk mengendalikan alam melalui ilmu pengetahuan, meningkatkan kesejahteraan material melalui teknologi dan meningkatkan efektivitas kemampuan pelajar melalui penerapan organisasi yang berdasarkan pertimbangan kesadaran. Karena dengan ilmu pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi pula, manusia dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya belum pernah dibayangkan.
Di satu sisi, teknologi memiliki keuntungan bagi orang yang menggunakannya. Misalkan saja dalam hal berbagi informasi, para pelajar dapat mengakses informasi dunia dengan cepat dan mudah, sehingga mereka dapat menyadari bahwa dunia seakan berada di genggaman mereka. Suatu akses yang tentunya akan memperkaya para pelajar dengan segudang informasi yang dapat memacu motivasi mereka untuk meningkatkan kreativitasnya, khususnya dalam bidang informatika.

Tabel Simbolis Pengaruh IT (Tidak Nyata)


No. Negara Kerusakan
1. Indonesia 15%
2. Amerika 0.5%
3. Inggris 5%

Bukan hanya itu, teknologi informasi dan komunikasi juga memiliki andil yang besar dalam hal sarana pembelajaran. Karena seperti yang kita ketahui bahwa teknologi informasi dan komunikasi kini telah merasuk ke dalam kurikulum dunia pendidikan. Suatu hal yang tentunya menjadi gebrakan di dunia pendidikan dalam ajang peningkatan potensi pelajar. Selain itu gelombang kemajuan dan perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan telah membawa perubahan pada kehidupan dan gaya hidup pelajar yang lebih
dinamis. Dengan adanya hal tersebut, maka pelajar senantiasa menghidupkan dan menyalurkan semangat untuk mengeksplorasi ilmu yang belum diketahui.
Kehidupan kita sekarang perlahan-lahan mulai berubah dari dulunya era industri berubah menjadi era informasi dan komunikasi dibalik pengaruh era globalisasi dan informatika yang menjadikan komputer, internet, dan pesatnya perkembangan teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh kekurangan di dunia pendidikan. Dalam memasuki era tersebut, sekolah memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan siswa dalam menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam lingkungan kehidupan mereka. Kemampuan untuk berbahasa asing dan kemahiran komputer adalah dua kriteria yang sering kali diminta masyarakat untuk memasuki era globalisasi baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Maka dengan adanya komputer yang telah merambah di segala kehidupan manusia, hal itu membutuhkan tanggung jawab yang sangat tinggi bagi sistem pendidikan kita untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa dan kemahiran komputer.
Selain itu dengan adanya sistem pendidikan yang berbasis pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka diharapkan pelajar-pelajar di negeri kita dapat bersaing dan mengejar ketertinggalan dari pelajar di negeri maju tanpa perlu kehilangan nilai-nilai kemanusian dan budaya yang kita miliki. Atau dengan kata lain, peserta didik di jenjang pendidikan dasar perlu diarahkan dan dibekali pendidikan teknologi guna menuju masyarakat yang “melek teknologi” yaitu bercirikan mampu mengenal, mengerti, memilih, menggunakan, memelihara, memperbaiki, menilai, menghasilkan produk teknologi sederhana, dan peduli terhadap masalah yang berkaitan dengan teknologi.
Di lain hal, teknologi informasi dan komunikasi juga dapat mendorong kita untuk melihat hal kecil sebagai hal yang dapat dijadikan sebagai sejumlah peluang yang tersaji di hadapan mata. Karena dengan begitu, maka kita dapat membalikkan arah imperialisme budaya yang dibawa oleh perkembangan di bidang tekonologi informasi ini, menjadi sesuatu yang bermanfaat.

sumber : http://semangat-it.blogspot.com/2012/06/pengaruh-perkembangan-teknologi-dan.html

 

Minggu, 18 Desember 2011

ISPA


                                                                                                                        
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)


 
1.  PENAHULUAN
Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan sering menempati angka pertama kesakitan balita. Penanganan dini terhadap penyakit ISPA terbukti dapat menurunkan kematian.
2.  DEFINISI
Pengertian ISPA adalah penyakit saluran pernafasan atas dengan perhatian khusus pada radang paru (pnemonia), dan bukan penyakit telinga dan tenggorokan. Klasifikasi penyakit ISPA terdiri dari :
a.     Bukan pnemonia   : mencakup kelompok pasien balita dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam.  Contohnya adalah, comman cold, faringitis, tonsilitis, dan otitis.
b.     Pnemonia              : didasarkan adanya batuk dan kesukaran bernafas. Diagnosis gejala ini berdasarkan umur. Batas frekuensi nafas cepat pada anak berusia 2 bulan sampai <1 tahun adalah 50 kali per menit dan untuk anak usia 1 sampai <5 tahun adalah 40 kali per menit.
1.1.   Gambar pnemonia
c.     Pnemonia berat     : didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernafas disertai sesak nafas atau tarikan dinding dada bagian bawah kearah  dalam (cest indrawing) pada anak berusia 2 bulan sampai <5 tahun, untuk anak berusia <2 bulan, diagnosis pnemonia berat ditandai dengan adanya nafas cepat yaitu frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih, atau adanya tarikan yang kuat pada dinding dada bagian bawah kearah dalam (severe chest indrawing).
3.   ETIOLOGI
Etiologi ISPA terdiri dari :
Bakteri    : Diplococcus pnemoniae, pnemoucoccus, streptococcus pyogenes,  staphyloccus aureus, haemophilus influenzae, dan lain-lain.
Virus       : influenza, adenovirus, setomegalovirus.
Jamur      : Aspergilus sp., candida albicans, hotoplasma, dan lain-lain.
Aspirasi   : maknan, asap kendaraan bermotor, BBM (bahan bakar minyak) biasanya minyak tanah, cairan amnion pada saat lahir, benda asing (mainan plastik kecil, biji-bijian dan lain-lain).
4.  GEJALA DAN TANDA
Tata laksana pasien batuk dan / kesukaran bernafas pada balita.
a.     Pemeriksaan
·        Tanyakan :
-        Berapa umur anak ?
-        Apakah anak batuk ? jam berapa ?
-        Apakah anak dapat minum ?
-        Apakah anak demam?
-        Apakah anak kejang ?
·        Lihat dan dengarkan : (anak harus tenang)
-        Apakah ada tarikan dinding kedalam ?
-        Apakah terdengat stridor? (suara menarik nafas)
-        Adakah terdengar whezing? (suara mengelarkan nafas)
-        Lihat, apakah kesadaran anak menurun?
-        Periksa, apakah nafas anak cepat?
-        Raaba, apakah ada demam?
-        Apakah ada tanda-tanda gizi buruk? (kurus kering)
b.     Klasifikasikan
Nafas cepat bila anak usia :
-        <2 bulan                                       : 60 kali permanit atau lebih
-        2 bulan sampai <1 tahun   : 50 kali per menit atau lebih
-        1 tahun sampai 5 tahun      : 40 kali per menit atau lebih
Penentuan adanya tanda bahaya bila terdapat satu atau lebih gejala dibawah ini berarti ada tanda bahaya !
-        Tidak bisa minum
-        Kejang
-        Kesadaran menurun
-        Stridor
-        Gizi buruk
-        Demam atau dingin (khusus untuk bayi berusia <2 bulan)
Klasifikasi penyakit
-        Tanpa nafas cepat                : bukan pneminia
-        Dengan nafas cepat saja       : pnemonia
-        Ada tanda bahaya                : pneonia berat
5.   PENATALAKSANAAN
a.     Bukan pnemonia : dirawat dirumah
b.     Pnemonia             : diberi nasihat tentang perawatan dirumah
c.     Pnemonia berat    : di rujuk ke rumah sakit


Jumat, 09 Desember 2011

AIDS


AIDS
1.      PENDAHULUAN
Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi didapat dari hasil penularan. Penyakit ini disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV). Penyakit ini telah menjadi maslah internasional karena dalam waktu yang relatif singkat terjadi peningkatan jumlah pasien dan semakin melanda banyak negara. Sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin atau obat yang relatif efektiv untuk AIDS sehingga menimbulkan keresahan dunia.
Sejarah tentang AIDS/HIV dimulai ketika tahun 1979 di Amerika Serikat ditemukan seorang gay muda dengan pneumocytis carinii dan dua orang muda dengan sarcoma kaposi. Pada tahun 1981 ditemukan seorang gay muda dengan kerusakan sistem kekebalan tubuh. Pada tahun 1980 WHO mengadakan pertemuan yang pertama tentang AIDS . penelitian mengenai AIDS telah dilaksanakan secara intensif, dan informasi mengenai AIDS sudah menyebar dan bertambah dengan cepat. Selain berdampak negatif pada bidang lainnya seperti ekonomi, politik, etika, dan moral.
2.      EPIDEEMIOLOGI
            UNAIDS memperkirakan pada tahun 1993 jumlah peenderita HIV disunia sebanyak 12 juta orang dan pada akhir tahun 2000 sebanyak 20 juta orang. Prevelensi AIDS pada tahun 1993 sebesar 900.000, sedangkan pada akhir tahun 2000 sebesar 2 juta. Pada tahun 2001 isidensi infeksi HIV baru pada anak sebanyak 800.000dengan 580.000 kematian akibat HIV/AIDS. Dari 800.000 anak, 65.000 kasus dipeerkirakan terjadi di Asia Tenggara.
            Di Indonesia, HIV pertama kali dilaporkan di Bali pada bulan April 1987 (terjadi pada orang Belanda). Pada tahun 1999 di Indonesia terdapat 635 kasus HIV dan 183 kasus-kasus AIDS. Mulai tahun 2000-2005 terjadi peningkatan kasus HIV/ AIDS secara signifikan di Indonesia. Kasus AIDS tahun 2000 tercatat 255 orang,meningkat menjadi 316 orang pada tahun 2003, dan meningkat cepat menjadi 2638 orang pada tahun 2005. Dari jumlah tersebut, DKI Jakarta memiliki konstribusi memiliki konstribusi terbesar, diikuti Jatim, Papua, Jabar, dan Bali. Peningkatan ini terutama disebabkan karena semakin membaiknya pencatatan dan pelaporan kasus dan semakin bertambahnya sarana pelayanan diagnostik kasus klinik voluntary counseling and testing (VCT).
             Gambar 1.1. statistik HIV
Dibanding dengan negara-negara lainnya di Asia Tenggara, angka kasus HIV/AIDS di Indonesia termasuk rendah. Alasan yang paling mungkin adalah akibat kelemahan dalam sistem pencatatan dan pelaporan, terbatasnya peralatan laboratorium penunjang, dan rendahnya kemampuan diagnosis.
3.      ETIOLOGI
Pada tahun 1983, ilmWAN Perancis Montagnier (Instite Pasteur, Paris) mengisolasi virus dan pasien dengan gejala Limfadenopati dan menemukan virus HIV, sehingga virus ini dinamakan Lymphadenopathy associated virus (LAV). Pada tahun 1984 Gallo (National Institute of Health, USA) menemukan virus human T lymphotropic virus (HTLV-III) yang juga menyebabkan AIDS.
Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan beberapa tipe HIV, yaitu HIV-1 yang sering menyerang manusia, dan HIV-2 yang ditemukan di Afrika Barat. Virus HIV termasuk subfamili lentrivinae dari famili Ritrovidae.

Gambar 1.2. virus HIV

Asam nukleat dari famili retrovirus adalah RNA yang mampu membentuk DNA dari RNA. Enzim transkriptase reversi menggunakan RNA virus sebagai cetakan untuk membentuk DNA. DNA  ini bergabung dengan kromosom induk (sel limfositt T4  dan sel makrofag) yang berfungsi sebagai pengganda virus HIV. Secara sederhana sel HIV terdiri dari :
a.         Inti RNA dan enzim transkriptase reversi (polimerase), protease, dan integrase.
b.        Kapsid – antigen p24
c.         Sampul (antigen p17) dan tonjolan glikoprotein (gp120 dan gp41)

4.        PATOGENESIS
HIV menempel pada limfosit sel induk melalui gp120 sehingga akan terjadi fusi membran HIV dengan sel induk. Inti HIV kemudian masuk ke dalam sitoplasma sel induk. Di dalam sel induk, HIV akan membentuk DNA HIV dan RNA HIV melalui enzim polimerase. Enzim integrasi kemudian akan membantu DNA HIV untuk berintegrasi dengan DNA sel induk.
DNA virus yang dianggap oleh tubuh sebagai DNA sel induk, akan membentuk RNA dengan fasilitas sel induk, sedangkan RNA dalam sitoplasma akan diubah oleh enzim protease menjadi partikel HIV. Partikel itu selanjutnya mengambil selubung dari bahan sel induk untuk dilepas sebagai virus HIV lainnya. Mekanisme penekanan pada sistem imun (immunosupresi) ini akan menyebabkan pengurangan dan terganggunya jumlah dan fungsi sel limfosit T.
5.        PENULARAN
Penyakit ini menular melalui berbagai macam cara diantaranya adalah :
I.          Cairan
a.       Darah
b.      Cairan genetalia
c.       ASI
d.      Saliva
e.       Air mata
f.        Urin (sangat rendah)
II.       Ibu hamil
a.       Intrauterin
b.      Intrapartum
c.       Postpartum (ASI)
III.     Jarum suntik
IV.     Tranfusi darah
V.        Hubungan seksual
6.        GEJAA KLINIS
a.       Masa inkubasi 6-5 bulan
b.      Window period selama 6-8 minggu
c.       Gejala klinis muncul dengan secra tidak khas meliputi :
-         Diare kronis
-         Kandidias mulut yang luas
-         Pneumocytis carinii
-         Pneumona interstisialis limfotik
-         Ensefalopati kronik
Ada beberapa tanda dan gejala menurut WHO anatara lain :
a.       Kehilangan bberat badan (BB) >10%
b.      Diare kronik >1 bulan
c.       Demam >1 bulan
Sedangkan tanda minornya adalah :
a.       Batuk menetap 1 bulan
b.      Dermatis pruritis (gatal)
c.       Herpes zoster berulang
d.      Kandidias orofaring
e.       Herpes simplek yang meluas dan berat
f.        Limfadenopati yang meluas
Tanda lainnya :
a.       Sarkoma kaposi yang meluas
b.      Meningitis kriptokokal
7.        PEMERIKSAAN (METODE PENUNJANG DIAGNOSIS)
a.       ELISA (Enzyme- Linked ImmunoSorbent Assay)
b.      WESTERN BLOT
c.       PCR (Polymerase Chean Reaction)
8.        PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN
Pengobatan pada penderita HIV/AIDS meliputi :
a.       pengobatan suportif
b.      penanggulangan penyakit oportunistik
c.       pemberian obat antivirus
d.      penanggulangan dampak psiokososial
pencegahan penyakit HIV/AIDS antara lain :
a.       menghindari hubungan seksual dengan penderita AIDS
b.      mencegah hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan orang yang mempunyai bnayak pasangan
c.       menghindari hubungan seksual dengan pecandu narkotika atau obat suntik
d.      melarang orang-orang yang termasuk beresiko tinggi untuk mendonorkan darahnya
e.       memberikan transfusi darah hanya benar-benar untuk orang yang memerloukan
f.        memastikan sterilisasi alt suntik
obat antivirus HIV/AIDS adalah :
a.       Didanosin (ddl)
Dosis : 2 x 100 mg, setiap 12 jam (BB <60 kg)
            2 x 125 mg, setiap 12 jam (BB >60kg)
b.      Zidovudin (ZDV)
Dosis : 500-600 mg/ hari, pemberian setiap 4 jam sebanayak 100 mg, pada saat penderita tidak tidur.
c.       ;lamivudin (3TC)
d.      Stavudin (d4T)
Obat ARV (antivirus) masih merupakan terapi pilihankarena
a.       Obat ini bisa memperlambat progresivitas penyakit dan dapat memperpanjangday atahan tubuh
b.      Obatt ini aman, murah dan mudah. Amgka transmisi dapat diturunkan  sampai mendekati nol melalui identifikasi dini ibu hamil dengan HIV positif dan pengelolaan klinis yang agresif.
c.       Hasil penelitian dalam hal upaya pencegahan dengan imunisasi belum memuaskan. Peneitian tersebut dilakukan di Uganda dengan menggunakan vaksin HIV yang disebut ALVAC-HIV  dan vektor canarypox recombinant untuk mewakili selubung dan gen inti HIV-1 sebagai upaya untuk merangsang sel pertahanan tubuh.
d.      Bebrapa ahli mengusulkan penelitian tentang bagaimana agar CD4 tiruan diserang oleh virus, sehingga CD4 alami tetap normal. Bagian yang diserang adalah bagian dari limfosit yang menunjukkan seberapa besar fungsi pertahanan tubuh manusia. Jumlah CD4 yang rendah menunjukkan pertahanan tubuh yang lemah dan mudah terkena infeksi virus, bakteri, dan jamur.
Terdapat alasan alamiah mengapa vaksinisasi perlu dikembangkan, antara lain :
a.       Studi primata nonmanusia tentang vaksin menunjukkan adanya perlindungan terhadap infeksi
b.      Vaksin terhadap retrovirus lainnya berhasil dikembangkan.
c.       Hampir semua manusia membentuk respons imun terhadap HIV.